ZONA PERANG(zonaperang.com) Perang Toyota atau Perang Toyota Besar/Great Toyota War, yang terjadi pada 16 Desember 1986 – 11 September 1987 di Chad Utara dan di perbatasan Chad-Libya, merupakan fase terakhir konflik yang secara resmi bernama perang Chad-Libya. Namanya diambil dari truk pickup Toyota, terutama Toyota Hilux dan Toyota Land Cruiser, yang digunakan untuk menyediakan mobilitas bagi pasukan Chad ketika mereka bertempur melawan Libya, dan sebagai technical/non-standard tactical vehicle (NSTV).
Walaupun dinamakan “Toyota War”, pihak Toyota sebenarnya tidak terlibat secara langsung dalam konflik ini. Pihak Chad menggunakan mobil SUV – Sports Utility Vehicle Toyota secara besar-besaran sebagai kendaraan tempur. Mobil-mobil pabrikan Toyota Jepang yang digunakan pada saat itu bahkan bukan mobil khusus spesifikasi militer, melainkan mobil-mobil produksi massal.
Tidak seimbang
Perang tahun 1987 mengakibatkan kekalahan besar bagi Libya, yang, menurut sumber-sumber Amerika, kehilangan sepersepuluh tentaranya, dengan 7.500 tentara terbunuh dan peralatan militer senilai US $ 1,5 miliar ($3,972,359,154 nilai di tahun 2023) dihancurkan atau dirampas. Pasukan Chad hanya mengalami 1.000 korban jiwa.
Pada tahun 1987, Di satu sisi ring, ada pasukan ekspedisi Libya – detasemen gabungan tentara Libya, yang menurut Universidad de Navarra Spanyol, terdiri dari “8.000 tentara, 300 tank tempur T-55, beberapa peluncur roket dan artileri reguler, helikopter Mi-24 Hind, dan enam puluh pesawat campuran seperti L-39 Albatros, Su-22 Fitter, MiG-23 Flogger, SIAI-Marchetti SF.260 termasuk pembom supersonik Tu-22 Blinder“. Di sisi lain, Angkatan Bersenjata Nasional Chad – pasukan yang sebagian besar terdiri dari infanteri, dan tanpa teknologi yang tepat untuk melawan mesin perang Libya.
Perang dimulai dengan pendudukan Libya di Chad utara pada tahun 1983, ketika pemimpin Libya kolonel Muammar Gaddafi, yang menolak untuk mengakui legitimasi Presiden Chad Hissène Habré, secara militer mendukung upaya oposisi Pemerintah Transisi Persatuan Nasional (GUNT/ Chadian Transitional Government of National Unity) untuk menggulingkan Habré.
Intervensi Perancis
Rencana tersebut digagalkan oleh intervensi Prancis yang, pertama dengan Operasi Manta dan kemudian dengan Operasi Epervier(1986-2014), membatasi ekspansi Libya ke utara paralel ke-16, di bagian paling gersang dan jarang dihuni di Chad.
“Selain untuk mengangkut pasukan, Toyota Land Cruiser 40 Series, Land Cruiser 60 Series, Land Cruiser 70 Series dan Hilux 4×4 yang digunakan pada saat konflik ini, juga dijadikan kendaraan tempur yang dipasangkan senapan mesin, rudal anti tank MILAN dan juga meriam.”
Pada tahun 1986, GUNT memberontak melawan Gaddafi, melucuti Libya dari legitimasi utama untuk kehadiran militernya di Chad. Melihat kesempatan untuk menyatukan Chad di belakangnya, Habré memerintahkan pasukannya untuk melewati paralel ke-16 untuk bergabung dengan pemberontak GUNT (yang memerangi orang-orang Libya di Tibesti) pada bulan Desember.
“Setidaknya 200 Pasukan Komando termasuk unit khusus DGSE/Direction générale de la Sécurité extérieure atau General Directorate for External Security, Mirage F1, SEPECAT Jaguar, baterai SAM rudal Crotale, dan rudal MIM-23 Hawk dikerahkan Perancis untuk membantu rekan Chad mereka dalam operasi militer ini.”
Baca juga : 21 Juli 1977, Perang Mesir – Libya dimulai : Normalisasi dengan Israel dan penolakan persatuan sebagai sebab
Akhir Konflik
Beberapa minggu kemudian, sebuah pasukan yang lebih besar menyerang Fada, menghancurkan garnisun Libya setempat. Dalam waktu tiga bulan, dengan menggabungkan metode gerilya dan perang konvensional dalam sebuah strategi yang sama, Habré mampu merebut kembali hampir seluruh wilayah utara Chad, dan pada bulan-bulan berikutnya, memberikan kekalahan besar pada Libya dengan masuk jauh ke dalam teritorial lawannya, hingga gencatan senjata yang mengakhiri konflik ditandatangani pada bulan September.
“Pertempuran Fada tahun 1987, 5.000 tentara Libya dikalahkan, dengan hampir 800 prajurit infanteri tewas, 92 tank hancur di antara banyak kendaraan lainnya. Di pihak Chad, hanya 18 tentara yang kehilangan nyawa berikut 3 buah kendaraan taktis Toyota mereka.”
Kunci keberhasilan Chad mengeksploitasi kelemahan pasukan Libya yang tidak dikerahkan dan diorganisir dengan baik
Gencatan senjata ini menyisakan masalah sengketa Jalur Aouzou – zona diperebutkan yang dikabarkan mengandung banyak uranium, akhirnya diserahkan kepada Chad oleh Mahkamah Internasional pada tahun 1994.
Tempat lahir
Tidak ada data pasti mengenai berapa banyak SUV Toyota yang dikerahkan oleh Chad saat perang ini berlangsung. Walau demikian, konflik ini seakan-akan membuktikan durabilitas dan ketangguhan produk-produk keluaran Toyota.
Chad adalah tempat kelahiran dari apa yang menjadi tren masa depan dalam peperangan non-konvensional – pengerahan Toyota Hilux dan Landcruiser dalam konflik di negara-negara terbelakang. “technical” adalah istilah kontemporer untuk kendaraan semacam itu, dan penggunaannya telah dikonfirmasi di seluruh Afrika, Timur Tengah, Amerika Selatan, dan bahkan Irlandia Utara (IRA).
Ditemukan bahwa kendaraan ringan ini dapat melintasi ladang ranjau anti-tank tanpa meledakkan ranjau ketika dikendarai dengan kecepatan lebih dari 100 km/jam.
Baca juga : Uqba bin Nafi Panglima Muslim Penakluk Afrika
Baca juga : 15 April 1986, Operasi El Dorado Canyon : Serangan udara Amerika terhadap sasaran di Libya