ZONA PERANG(zonaperang.com) Bagi warga Palestina pendukung kelompok Harakatul al-Muqawamah al-Islamiyah atau Hamas nama Yahya Ayash harum untuk dikenang. Dia menjadi inspirasi ribuan pemuda Islam, khususnya di Palestina untuk gencar melawan penjajahan Israel. Dia mengubah batu menjadi bom-bom mematikan menghentikan langkah kendaraan berat Zionis.
Para pejuang Islam memperingati terbunuhnya martir Hamas itu oleh badan intelijen Israel Shin Beth – dinas keamanan internal Israel. Lelaki cerdas ini memang menjadi target cukup lama. Negeri Bintang Daud menilainya sangat berbahaya sebab otak Ayash menyimpan ribuan ide untuk mencipta senjata-senjata dan peledak rakitan bertujuan menggempur militer Israel. Secara fisik, tubuhnya kecil, pendiam, matanya tajam, dan senyumnya bijaksana. Siapapun pernah bertemu dengannya melukiskan dia sebagai pribadi rendah hati dan sederhana.
“Shin Bet adalah lembaga yang kuat dengan berbagai kewenangan pengawasan dan penegakan hukum. Shin Bet dituduh melakukan pelanggaran hak asasi manusia, termasuk penyiksaan dan pembunuhan di luar hukum.”
Baca juga : Sejarah panjang konflik di Masjid Al Aqsa Palestina : Tempat Suci Dunia Islam Kristen dan Yahudi
Membuat peledak dari bahan dasar kimia dasar
Ayash lahir di Kota Rafah pada 22 Februari 1966. Kecerdasannya menakjubkan dan membuat para pendidiknya geleng-geleng kepala. Dia menamatkan sekolah menengah atas dengan nilai nyaris sempurna. Setelah lulus, dia langsung bergabung di gerakan militer sayap kanan Hamas Brigade Izzudin al-Qassam, sembari berkuliah di Universitas Beirzeit jurusan teknik elektro ( lulus 1988).
Pecah perang Intifada pertama (1987–1993) Palestina tidak mempunyai cadangan bom sebab jalur bantuan telah ditutup Israel. Ini membuat Ayash memutar otak untuk membuat peledak dari bahan dasar kimia yang bisa dibeli di apotik. Ramuannya berhasil dan bom-bom buatannya mengguncang Zionis. Awalnya Ayash bekerja sangat licin namun mata-mata Israel tersebar terlalu banyak hingga mereka mengantongi nama Ayash menjadi buronan nomor wahid harus dimusnahkan.
Empat tahun Israel mencoba mengejarnya dan Ayash terlalu licin. Mereka kehabisan akal menangkap lelaki itu. Masa pengejaran menjadi catatan gemilang perjuangan Ayash dan Hamas. Keterampilannya menghilang dari mata musuh memaksa Israel mengerahkan kekuatan mereka mulai dari tentara unit-unit militer khusus, kepolisian, tentara perbatasan, dan dinas intelijen, tapi tidak ada yang berhasil meringkusnya.
Baca juga : Abdul Aziz ar-Rantisi : Pemimpin gerakan Hamas dan pendiri sayap militer perjuangan Palestina
Baca juga : 29 November 1947, Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk pembagian tanah Palestina bagi Zionisme
Urutan pertama & pengkhianatan
Empat tahun sudah Perdana Menteri Yitzhak Rabin saat itu menjabat memasang nama Ayash pada urutan pertama dalam file khusus orang-orang sangat berbahaya. File ini mendapat prioritas dalam program pemerintahannya. Kesepakatan terjalin setelah mereka berhasil membuat salah satu anggota Hamas membelot untuk menjadi kaki tangan memasang bom di saluran telepon pribadi Ayash.
Jumat, 5 Januari 1996, televisi Israel mengumumkan Ayash telah tewas di Beit Lahia, Jalur Gaza. Bom itu berhasil meledakkan kepalanya dan ini menjadi peristiwa paling emosional bagi Palestina dan Hamas. Meski jasadnya hancur, dia berkesempatan mewarisi generasi perakit bom selanjutnya di tubuh Brigade Izzudin al-Qassam. Peledak-peledak itu masih meluluh lantakkan militer Israel buah pemikiran Ayash.
“Ia dibunuh oleh Shin Bet Israel menyusul pemburuan besar-besaran para petinggi Hamas. Agen Israel bisa berkompromi dengan salah satu anggota Hamas anak buah Ayyash, yang memberinya telepon berbahan peledak. Saat mereka menegaskan Ayyash sedang menggunakannya, Shin Bet meledakkannya, membunuhnya dengan cepat.”
Baca juga : Mengenal Syekh Ahmad Yassin : Tokoh Karismatik Hamas yang Gugur Dihantam Rudal Israel usai Salat Subuh
Baca juga : Penjara Terbuka Terbesar di Dunia Itu Bernama Gaza