ZONA PERANG(zonaperang.com) Pengeboman Bandara Internasional Narita 1985 adalah percobaan pengeboman Air India Penerbangan 301 oleh teroris Sikh Khalistan Kanada yang terjadi pada 23 Juni 1985, dan merupakan bagian dari komplotan bom penerbangan transnasional yang juga menargetkan Air India Penerbangan 182 ( Boeing 747, rute : Montreal–London–Delhi–Bombay). Serangan ini dilakukan oleh kelompok teroris keagamaan Sikh bekerja sama dengan Tentara Merah Jepang (JRA), sebuah kelompok teroris komunis.
Bom yang disembunyikan di dalam koper yang transit di Bandara Internasional New Tokyo Prefektur Chiba meledak pada pukul 06:19 tanggal 23 Juni 1985 di ruang penanganan bagasi, menewaskan dua orang dan melukai empat orang lainnya.
JRA mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut, dan mengatakan bahwa itu adalah pembalasan atas dukungan pemerintah Jepang terhadap Amerika Serikat dalam Perang Dingin melawan Uni Soviet dan Cina.
Pengeboman Bandara Internasional Narita merupakan serangan teroris besar yang memiliki dampak signifikan terhadap Jepang. Serangan itu menyebabkan peningkatan langkah-langkah keamanan di bandara di seluruh dunia, dan juga meningkatkan kesadaran akan ancaman terorisme.
Ingin mendirikan negara bagi penganut Sikh
Bom tersebut meledak sebelum waktunya saat pesawat masih berada di darat. Serangan di Narita merupakan bagian dari upaya pengeboman ganda yang didalangi oleh seorang teroris Sikh Kanada, Talwinder Singh Parmar (Gerakan Khalistan, berusaha menciptakan tanah air bagi kaum Sikh dengan mendirikan sebuah negara berdaulat etno-religius yang disebut Khalistan di wilayah Punjab ) dan organisasi teroris Sikh, Babbar Khalsa (organisasi militan Sikh dengan tujuan utama untuk menciptakan sebuah negara Sikh yang merdeka, Khalistan. Organisasi ini beroperasi di Kanada, Jerman, dan Inggris ). Bom-bom tersebut dibuat oleh Inderjit Singh Reyat.
Bom koper tersebut datang dari Vancouver, Kanada melalui Canadian Pacific Penerbangan 003 dan transit di bandara untuk penerbangan Air India Penerbangan 301 ke Bangkok, Thailand.
Menewaskan seluruh penumpang
Rencana awalnya adalah bom Air India Penerbangan 301 akan meledak bersamaan dengan bom yang ditanam di dalam pesawat Air India Penerbangan 182 (menewaskan seluruh 329 orang di dalamnya). Namun hanya bom Penerbangan 182 yang meledak di atas Samudra Atlantik di ujung barat daya pantai Irlandia, hanya satu jam setelah bom 301, karena rencana tersebut tidak memperhitungkan bahwa Jepang tidak mematuhi waktu musim panas (daylight saving time).
Akibatnya, bom di Bandara Narita meledak ketika pesawat 301 masih berada di darat, lebih awal dari yang direncanakan oleh para pelaku. Seandainya rencana tersebut berhasil, bom akan meledak di dalam Air India Penerbangan 301, bukan di dalam bandara.
Baca juga : 30 Mei 1972, Serangan Tentara Merah Jepang ke Bandara Lod Israel
Analisa mendalam
Analisis ekstensif yang dilakukan oleh para penyelidik Jepang mengidentifikasi bagian-bagian bom melalui nomor seri dan mengerucutkan potongan-potongan tersebut menjadi kurang dari 2.000 tuner elektronik yang mungkin dari model yang lebih tua dikirim ke Vancouver, Kanada, yang memungkinkan polisi Kanada mengidentifikasi satu orang yang telah membeli model yang lebih tua.
Detail tambahan
Berikut ini adalah beberapa detail tambahan tentang pengeboman tersebut:
- Bom tersebut terbuat dari dinamit dan amonium nitrat.
- Ledakan tersebut menyebabkan kebakaran yang menghancurkan beberapa toko dan restoran di terminal internasional bandara.
- Dua orang yang tewas dalam pengeboman tersebut adalah seorang pegawai bandara Jepang dan seorang turis Prancis.
- JRA didirikan pada tahun 1971 oleh sekelompok mahasiswa Jepang yang terinspirasi oleh Organisasi Pembebasan Palestina yang dijajah Israel.
- JRA telah melakukan sejumlah serangan teroris, termasuk pembajakan pesawat Jepang pada tahun 1977.
- JRA masih aktif, tetapi belum pernah melakukan serangan besar sejak pengeboman Bandara Internasional Narita pada tahun 1985.
Baca juga : 28 Februari 1993, Waco siege/Waco massacre : Sekte Keagaamaan Vs Negara