Merupakan upaya untuk mengusir pasukan Sekutu di Okinawa, dengan menggunakan Kamikaze sebagai senjata dalam sepuluh serangan yang berbeda
ZONA PERANG(zonaperang.com) Operasi Ten-Go juga dikenal sebagai Operation Heaven One / Operasi Surga Satu adalah operasi angkatan laut Jepang terakhir di Teater Pasifik pada Perang Dunia II. Pertempuran ini juga dikenal sebagai Pertempuran Laut Cina Timur.
Ketika Kaisar Hirohito, pemimpin tertinggi Jepang, diberitahu tentang rencana Angkatan Darat untuk mempertahankan Okinawa pada bulan Maret 1945, ia bertanya, “Di mana Angkatan Laut?” Laksamana Soemu Toyoda, Panglima Armada Gabungan, memerintahkan pengembangan Operasi Ten-Go sebagai kontribusi Angkatan Laut terhadap pertahanan Okinawa.
“Kapal-kapal perang besar yang tersisa, termasuk kapal perang Yamato, untuk bertempur sampai ke Okinawa, kemudian mendarat di pantai untuk bertempur sebagai baterai di pantai hingga hancur.”
Baca juga : Battle of Badung Strait : Kemenangan armada Jepang atas Sekutu di Perairan Bali
Pada bulan April 1945, kapal perang battleships Jepang Yamato 71,659 ton, kapal perang terbesar di dunia, dan sembilan kapal perang Jepang lainnya, berangkat dari Jepang untuk melakukan serangan bunuh diri terhadap pasukan Sekutu yang terlibat dalam Pertempuran Okinawa. Pasukan Jepang diserang oleh pesawat-pesawat yang diterbangkan oleh kapal induk AS sebelum dapat mencapai Okinawa; Yamato dan lima kapal perang Jepang lainnya ditenggelamkan.
“Pada tanggal 7 April, Gugus Tugas 58, yang dikomandani oleh Laksamana Muda Marc A. Mitscher, USN, menyerang Pasukan Penyerang Divisi Pertama Jepang (armada Yamato) melalui Laut Cina Timur menuju Okinawa. Pesawat-pesawat Gugus Tugas menenggelamkan Yamato dan kapal penjelajah ringan Yahagi, di barat-barat daya Kagoshima, Jepang, serta kapal perusak Asashimo di Laut Cina Timur. Kapal perusak Hamakaze dan Isokaze ditenggelamkan 150 mil(241 km) barat daya Nagasaki dan Kasumi di Laut Cina Timur. Gugus tugas ini juga merusak kapal perusak Suzutsuki, Hatsushimo, Yukikaze, dan Fuyuzuki di Laut Cina Timur.”
Pertempuran ini menunjukkan supremasi udara AS di Teater Asia-Pasifik dan kerentanan kapal-kapal permukaan tanpa perlindungan udara terhadap serangan udara. Pertempuran ini juga menunjukkan kesediaan Jepang untuk melakukan pengorbanan ekstrem dalam serangan kamikaze yang bertujuan untuk memperlambat gerak maju Sekutu di pulau-pulau Jepang.
Baca juga : Tujuh Mesin Perang Baru yang Direncanakan Amerika untuk Diluncurkan ke Jepang pada 1946
Baca juga : 19 Maret 1945, Kapal induk USS Franklin VS 1 pesawat pembom tukik Jepang di perang Dunia ke-2