ZONA PERANG(zonaperang.com) Pertempuran Manzikert atau Malazgirt terjadi antara Kekaisaran Bizantium dan Kekaisaran Seljuk pada tanggal 26 Agustus 1071 di dekat Manzikert, Iberia atau di Turki Modern.
Kekalahan yang menentukan dari tentara Bizantium dan penangkapan Kaisar Romanos IV Diogenes memainkan peran penting dalam meruntuhkan otoritas Bizantium di Anatolia dan Armenia serta memungkinkan dilakukannya pengusaaan bertahap di Anatolia. Banyak orang Turki, yang telah melakukan perjalanan ke barat selama abad ke-11, melihat kemenangan di Manzikert sebagai pintu masuk ke Asia Kecil.
Inilah 7 Fakta Penting Kemenangan Muslimin di medan perang Manzikert:
1. Kemenangan di Manzikert merupakan satu faktor terpenting yang memulakan jatuhnya dominasi Romawi Timur di kawasan Asia Kecil —Anatolia— dan membuka jalan bagi Kaum Muslimin untuk lebih dekat dengan Pembebasan Konstantinopel, yang terwujud 382 tahun kemudian oleh Muhammad Al Fatih.
2. Kaisar Romawi, Romanos Diogenes berangkat bersama 200 ribu pasukan koalisi (sumber Al Kamil fi At Tarikh) yang terdiri dari banyak negara seperti Bangsa Frank, Inggris, Normandia, Georgia, Armenia, Bulgaria dan sebagiannya lagi suku-suku Turki. Jumlah sebesar itu melawan 15 ribu tentara Seljuk.
3. Dalam pertempuran ini, untuk pertama kalinya seorang Kaisar menjadi tawanan. Untuk bebas, Romawi harus membayar fidyah atau tebusan atas Romanos Diogenes sebesar 1,5 juta Dinar, serta melepaskan semua tawanan muslim yang dipenjara di wilayah Romawi serta sepakat untuk tak menyerang Umat Islam selama 50 tahun dengan komitmen membayar pajak kepada Seljuk, serta mengakui wilayah Romawi yang telah diambil alih oleh Kesultanan Seljuk.
4. Kemenangan di Manzikert ini yang menjadi sebab banyaknya orang-orang Turki di Semenanjung Anatolia (wilayah Turki hari ini) setelah sebelumnya banyak tersebar di Asia Tengah. Di kemudian hari, wilayah yang dibebaskan Seljuk itu menjadi cikal bakal berdirinya Negara Utsmaniyah yang berumur 625 tahun lamanya.
5. Pertempuran Manzikert terjadi bertepatan pada hari Jum’at bulan Dzulqa’dah 463 Hijriah. Sebab pemilihan hari Jum’at ini tak lepas dari arahan Ulama Seljuk, Abu Nashr Muhammad bin Abdul Malik Al Bukhari ketika beliau menasehati Alp Arselan / Muhammad bin Dawud Chaghri, “hadapilah mereka di hari Jum’at ketika matahari tergelincir (waktu Zuhur) ketika para Khatib sedang berada di atas mimbar mereka, sebab mereka mendoakan Mujahidin dengan kemenangan, dan doa saat itu sangat diijabah.”
6. Setelah shalat berjamaah, Alp Arslan menyiapkan kain kafan dan mengatakan kepada pasukannya, “kalau aku mati, kafanilah aku dengan kain ini.” Di waktu-waktu itu juga Sang Sultan menegaskan, siapa yang ingin pergi hendaklah pergi. Tak ada paksaan. Namun hebatnya, semua pasukan tetap di tempatnya dan makin kokoh tekadnya.
7. Kemenangan Kaum Muslimin di Manzikert ini menjadi “lonceng” yang berdengung di Eropa, karena kabarnya membuat sesak para raja dan bangsawan. Inilah juga awal mula faktor yang membuat Paus Urbanus mendeklarasikan Perang Salib, 21 tahun setelah peristiwa Manzikert yang memalukan Eropa itu.
Generasi Shalahuddin : Ketika dunia lupa, kita memilih untuk ingat
Sumber :
1. Al Kamil fi At Târikh, Ibnu Al Atsir
2. Ayyamun Laa Tunsa, Tamir Badr
3. Ma’rakah Maladzkurd, Islamstory
4. 100 Udzama Ummatil Islam Ghayyaru Majra At Târikh, Jihad At Turbani
Baca juga : 21 Mei 878, Jatuhnya Syracuse(ibukota Romawi Sisilia) : Ekspansi pasukan muslim di Italia selatan