ZONA PERANG(zonaperang.com) Jika aksi bela Palestina yang masif di beberapa kota besar di penjuru dunia itu tidak berarti, untuk apa kemudian mereka membayar $250 per orang yang bersedia hadir dalam Aksi Bela Israel tanggal 14 November nanti di Washington DC?
Jika apa yang kita post, like, repost dan quote repost di sosial media tidak berarti, untuk apa mereka mengerahkan buzzer dan influencer berbayar ratusan hingga ribuan dollar? Membuat konten propaganda hingga narasi masif pembelaan terhadap Zionis Israel dan mendegradasi para pejuang kemerdekaan Palestina dan pendukungnya.
Menghapus postingan hingga memblokir akun-akun penyebar informasi tentang kebiadaban Zionis Israel dan keteguhan para pejuang Palestina. Hingga merekayasa algoritma sosial media sehingga untuk mengetikkan Gaza, Palestina, Hamas, Israel saja kita harus menggunakan ‘kode’ atau angka tertentu?
Jika aksi boikot produk-produk yang berafiliasi secara moril atau materiil kepada Zionis Israel tidak berdampak? untuk apa mereka kemudian menurunkan harga produk, memberikan discount besar-besaran, hingga gimmick klarifikasi dan donasi?
Ya, aksi kita yang tidak seberapa ini penting, bahkan sangat penting. Terlebih, aksi kita adalah bentuk keberpihakan kita saat Hari Perhitungan nanti di hadapan-Nya.
Baca juga : Kisah Semut Ibrahim: Simbol Kecil dari Perjuangan Besar
Baca juga : Ladang Gas Gaza: Apakah Alasan Sesungguhnya dari Rencana Invasi Darat Israel?
Kepentingan public relation Israel
Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan pihaknya merekrut “jaringan influencer terkemuka untuk kepentingan advokasi Israel di dunia,” kata Eli Cohen, menteri luar negeri Israel, pada X (Twitter).
Cohen melanjutkan berterima kasih kepada orang-orang “yang setuju untuk bergabung secara sukarela dan membantu tindakan Kementerian Luar Negeri”.
Israel ternyata juga merekrut sejumlah buzzer asal Indonesia. Tampaknya Israel menyadari kekuatan buzzer di Indonesia mampu mengubah opini negeri yang mayoritas Muslim itu.
Mereka juga bertugas untuk menarik simpati masyarakat Indonesia terhadap Israel dengan cara mengunggah narasi positif soal Israel di media sosial.
Foreign Ministry launches online advocacy campaign with Israeli influencers
by @ZvikaKlein
The Foreign Ministry is seeking the collaboration of prominent online influencers to bolster Israel’s global advocacy, amid the deadly war with Hamas, it announced yesterday.
Among the…
— The Jerusalem Post (@Jerusalem_Post) October 10, 2023
Baca juga : Ada Gaza dalam Rencana Proyek Terusan Ben Gurion
Baca juga : Menteri Zionis Amichay Eliyahu: Menjatuhkan Bom Nuklir Di Gaza adalah Opsi di atas Meja
https://www.youtube.com/watch?v=Yry7xgfY6iw&t=23s