ZONA PERANG (zonaperang.com) Kekerasan antaretnik mulai pecah saat parlemen Oblast Otonom Nagorno-Karabakh (yang ada di Azerbaijan) memutuskan untuk menggabungkan wilayahnya dengan Armenia pada 20 Februari 1988 saat masih berada di dalam negara federasi Uni Republik Sosialis Soviet.
Mayoritas dihuni etnis Armenia
Keputusan pemisahan diri dari Azerbaijan tersebut, merupakan hasil akhir dari konflik wilayah berkepanjangan antar kedua negara/etnik. Keputusan tersebut menimbulkan kemarahan negara induknya Azerbaijan sehingga menyebabkan pemerintah Azerbaijan memutuskan mencabut hak otonomi oblast tersebut.
Menyadari hal tersebut, etnik mayoritas Armenia yang mendominasi wilayah tersebut memutuskan mengadakan referendum yang menghasilkan mayoritas suara merdeka. Mereka kemudian memutuskan mendeklarasikan Republik Nagorno-Karabakh yang terpisah dari Azerbaijan namun tidak diakui negara lain.
Konflik bersenjata setelah runtuhnya Uni Soviet
Setelah runtuhnya Uni Soviet pada Desember 1991, ketegangan antar kedua negara yang baru merdeka tersebut(Armenia dan Azerbaijan) menjadi semakin memanas dan akhirnya pecah menjadi konflik bersenjata pada awal tahun 1992.
Upaya perdamaian dan mediasi yang ditawarkan sejumlah lembaga internasional seperti Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE), menemui kegagalan.
Pada awal 1993, pasukan Armenia yang dibantu Rusia dan Yunani berhasil menguasai wilayah di luar batas bekas oblast Nagorno-Karabakh, sehingga menyebabkan kemarahan negara di sekitarnya yang mengancam akan terlibat dalam perang tersebut.
Baca juga : 26 Desember 1991, Runtuhnya Negara Raksaksa Adikuasa Uni Soviet (Hari ini dalam Sejarah)
Baca juga : Perang Uni Soviet-Afganistan(1979-1989), Awal Kisah Perlawanan Taliban
Armenia mengusai Nagorno-Karabakh
Pada akhir perang pada tahun 1994, pasukan Armenia berhasil menguasai penuh enklaf tersebut (kecuali Wilayah Shahumyan) ditambah daerah-daerah di sekitarnya, terutama Koridor Lachin, jalur pegunungan strategis yang menghubungkan Nagorno-Karabakh dengan daratan Armenia walaupun saat itu Azerbaijan telah dibantu oleh militer Turki .
Kedua negara kemudian mentandatangani gencatan senjata yang diusulkan Rusia pada Mei 1994 yang mengakhiri perang. Upaya-upaya mediasi dan pembicaraan damai antar kedua negara, sayangnya masih belum menemukan titik terang, sehingga status wilayah Nagorno-Karabakh menjadi tidak jelas.
Di wilayah tersebut berdiri Republik Artsakh yang de facto merdeka dan adanya penguasaan 9% wilayah Azerbaijan oleh Armenia, tetapi keduanya tidak diakui secara internasional kecuali Armenia.
Kekalahan Armenia di Perang tahun 2020
Wilayah tidak banyak mengalami perubahan hingga perang Nagorno-Karabakh tahun 2020 yang mengembalikan keadaan dengan runtuhnya dominasi militer Armenia di wilayah itu oleh efektifitas militer Azerbaijan.
Pertempuran yang singkat yang diawali konflik perbatasan tersebut telah menaikan nama drone Turki Bayraktar TB2 karena merubah jalannya perang dengan membuat usang doktrin dan kemampuan pertahanan Armenia yang didukung penuh Rusia.
Baca juga : Bayraktar TB2, Drone Turki Sang Perubah Permainan”game changer”
Baca juga : (Daftar “Korban” Bayraktar TB2) Sebuah Monumen Kemenangan