- Apakah ikut mempengaruhi kiprah Partai Komunis, Budi Utomo, Kartini hingga Kepolisian?
- Freemasonry, sebuah organisasi persaudaraan yang sering kali diselimuti misteri dan kontroversi, memiliki sejarah panjang di Indonesia. Diperkenalkan oleh Belanda pada abad ke-18 selama era VOC, Freemasonry menyebar ke seluruh Hindia Belanda seiring dengan gelombang westernisasi pada abad ke-19. Awalnya, keanggotaan Freemasonry terbatas pada orang Eropa dan Indo-Eropa, tetapi kemudian juga mencakup orang pribumi yang memiliki pendidikan Barat.
ZONA PERANG(zonaperang.com) Freemasonry, organisasi persaudaraan yang kerap diselimuti misteri, telah mengakar di Indonesia sejak abad ke-18. Organisasi ini, yang identik dengan simbol-simbol khas seperti kompas dan garis lurus, telah menarik perhatian dan sekaligus kontroversi selama berabad-abad.
Fremansonry
Freemasonry, adalah perkumpulan rahasia terbesar di seluruh dunia—perkumpulan yang terikat sumpah, yang sering kali mengabdikan diri pada persaudaraan, disiplin moral, dan saling membantu, yang menyembunyikan setidaknya beberapa ritual, adat istiadat, atau aktivitasnya dari publik.
Freemasonry berkembang dari serikat tukang batu dan pembangun katedral pada Abad Pertengahan. Seiring dengan menurunnya pembangunan katedral, beberapa loji tukang batu yang aktif (pekerja) mulai menerima anggota kehormatan untuk mendukung keanggotaan mereka yang menurun. Pada tahun 1717, Grand Lodge pertama, sebuah asosiasi loji, didirikan di Inggris.
Freemasonry, hampir sejak awal, menghadapi pertentangan yang cukup besar dari agama yang terorganisasi, khususnya dari Gereja Katolik Roma, dan dari berbagai negara. Freemasonry bukanlah lembaga Kristen, meskipun sering disalahartikan sebagai lembaga Kristen. Freemasonry mengandung banyak unsur agama; ajarannya memerintahkan moralitas, amal, dan kepatuhan terhadap hukum negara.
Freemason telah lama berkomunikasi menggunakan simbol-simbol visual yang diambil dari peralatan tukang batu. “Mata yang Maha Melihat,” atau Mata Tuhan, meskipun tidak dirancang oleh kaum Mason, telah digunakan oleh kelompok tersebut untuk mewakili kemahatahuan Tuhan. Simbol Freemason yang paling terkenal, “Kotak dan Kompas,” menggambarkan kotak bangunan yang dihubungkan dengan kompas.
Freemason terkenal dapat ditemukan sepanjang sejarah: George Washington adalah seorang Master Mason, dan Benjamin Franklin adalah anggota pendiri Masonic Lodge pertama di Amerika. Presiden Franklin D. Roosevelt dan Gerald Ford adalah Mason, seperti halnya Perdana Menteri Inggris Raya Winston Churchill. Wolfgang Amadeus Mozart, Davy Crockett, Duke Ellington, Nat King Cole, Henry Ford, Paul Robeson dan astronot Buzz Aldrin juga merupakan Freemason.
Baca juga : Lobi Zionis: Bagaimana AIPAC Mempengaruhi Pemilihan Presiden dan Kebijakan Amerika
Sejarah Awal Freemasonry di Indonesia
Freemasonry pertama kali hadir di Indonesia pada abad ke-18 melalui para pedagang dan pejabat kolonial Belanda serta VOC keturunan Yahudi. Loji Masonik pertama di Indonesia, yang diberi nama “La Choisie,” didirikan di Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1761. Pada masa itu, Freemasonry menjadi semacam forum eksklusif bagi para pejabat kolonial, pengusaha, dan intelektual Eropa di Hindia Belanda. Organisasi ini memainkan peran penting dalam kehidupan sosial dan intelektual komunitas Eropa di koloni tersebut, menyebarkan gagasan tentang pencerahan, kebebasan berpikir, dan humanisme.
‘Loji pertama di Asia, “La Choisie,” didirikan di Batavia oleh Jacobus Cornelis Mattheus Radermacher pada tahun 17621. Pada tahun 1922, terdapat dua puluh loji di koloni ini, yang tersebar di Jawa, Sumatra, dan tempat-tempat lain seperti Makassar. Freemasonry memainkan peran penting dalam emansipasi sosial Indo-Eropa serta kelompok etnis lainnya seperti Tionghoa dan Arab’
Di bawah pemerintahan Hindia Belanda, Freemasonry berkembang pesat. Beberapa loji didirikan di berbagai kota besar seperti Surabaya, Semarang, dan Bandung. Anggotanya terdiri dari orang Eropa dan beberapa elit lokal yang tertarik pada gagasan-gagasan yang dianggap baru namun merusak. Namun, organisasi ini tetap bersifat eksklusif dan tidak melibatkan masyarakat pribumi secara luas.
Masa Kemerdekaan, Bung Karno & modern
Namun, perkembangan Freemasonry di Indonesia tidak selalu mulus. Pada masa pendudukan Jepang, banyak loji yang ditutup, dan pada tahun 1961, Presiden Sukarno melarang semua aktivitas Freemasonry di Indonesia. Meskipun demikian, jejak-jejak Freemasonry masih dapat ditemukan di berbagai bangunan bersejarah di Jakarta dan kota-kota besar lainnya.
Freemasonry di Indonesia juga memiliki dampak signifikan pada Kebangkitan Nasional Indonesia dengan beberapa tokoh penting seperti Raden Saleh dan Abdul Rachman seorang keturunan Sultan Pontianak yang menjadi anggota hingga peristiwa perlawanan dari unsur masyarakat karena peristiwa penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Hingga saat ini, meskipun aktivitas Freemasonry tidak lagi terlihat secara terbuka, warisan dan pengaruhnya masih terasa dalam berbagai aspek kehidupan sosial dan budaya di Indonesia.
Baca juga : UU Kesehatan Omnibus Law, Penanaman Chip dan Penjajahan terhadap Indonesia
Baca juga : Yahudi, Zionisme, dan Israel: Tiga Hal yang Sering Disalahpahami