ZONA PERANG(zonaperang.com) Al Qur’an menggambarkan karakter orang-orang Yahudi dengan sifat yang buruk. Berabad-abad lamanya mereka tersebar di penjuru negara di dunia, dan di situ pula masyarakat asli merasakan tingkah dan ulah Yahudi yang meresahkan. Salah satunya di Kerajaan Inggris pada abad pertengahan.
Pada 31 Agustus tahun 1290 (saat itu Dunia Islam sedang dipimpin oleh Negara Mamalik yang berpusat di Kairo, Mesir Modern saat ini) Eropa merasakan ketegangan dengan komunitas Yahudi yang terlalu memonopoli perdagangan dan bersikap merendahkan pada warga setempat. Hal itu membuat Raja Inggris, King Edward I/Edward Longshanks membuat kebijakan pengusiran Yahudi dari Inggris.
Baca juga : 31 Maret 1492, Spanyol mengumumkan akan mengusir semua orang Yahudi
Mengusir semua orang Yahudi dari Kerajaan Inggris
Nama dekret raja itu adalah “Edict of Expulsion“ yakni keputusan kerajaan yang dikeluarkan oleh Raja Edward I atau dikenal juga sebagai Hammer of the Scots dari Inggris pada 1290 yang mengusir semua orang Yahudi dari Kerajaan Inggris. Edward memberi tahu penguasa di semua kota-kotanya bahwa dia ingin semua orang Yahudi diusir selambat-lambatnya pada Hari Kudus tahun itu. Dekrit pengusiran tetap berlaku selama sisa Abad Pertengahan. Dekrit itu bukanlah peristiwa yang tiba-tiba ada, tetapi puncak dari lebih dari 200 tahun meningkatnya kebencian warga lokal pada Yahudi di Inggris.
Bernard Glassman dalam buku ‘Images of the Jews in England 1290–1700′ of the Jews in England 1290–1700’ menulis bahwa reputasi Yahudi menjadi buruk karena perkara uang.
Orang-orang Yahudi dikenal sebagai rentenir lintah darat, yang membuat mereka sangat dibenci di kalangan Gereja dan masyarakat umum. Sementara sikap anti-Yahudi tersebar luas di Eropa, termasuk di Inggris. Citra Yahudi sebagai sosok jahat yang membenci Yesus Kristus mulai menyebar luas, dan mitos seperti kisah Yahudi yang suka membuat ritual sesat menyebar ke seluruh Inggris serta di Skotlandia dan Wales.
Muslimin justru yang menyelamatkan mereka
Ketika Yahudi diusir di banyak tempat, Kaum Muslimin justru yang menyelamatkan mereka, meskipun Umat Islam pun tahu bahwa komunitas Yahudi tetap harus diwaspadai, namun mereka tetaplah manusia; punya hak untuk hidup. Misalnya yang terjadi di Spanyol, ketika kerajaan Aragon-Castilla ramai-ramai berburu Yahudi, mereka justru diselamatkan oleh armada laut Utsmani dan memberikan mereka tanah untuk hidup di wilayah Kaum Muslimin.
Mereka pun mendapat tempat dan hak hidup dalam masa pemerintahan Negara Mamalik di Mesir. Selama Mamalik memerintah tahun 1250-1390, ada orang-orang Yahudi yang diberikan peran untuk membantu industri persenjataan. Ketika Prancis masuk ke Mesir pada tahun 1416, Yahudi dipaksa membayar upeti yang jauh lebih mahal daripada ketika berada dalam kekuasaan Muslimin.
Sekarang segalanya terbalik. Yahudi lupa ketika Eropa mengusirnya, siapa yang menerima mereka. Mereka pura-pura tak tahu, ketika dunia menganggap mereka bencana, masih ada Umat Islam yang memberi kesempatan dan tanah untuk penghidupan mereka.
Generasi Shalahuddin : Ketika dunia lupa, kita memilih untuk ingat
Referensi:
1. Jews of Medieval England, Michael Adler
2. Al Yahud fi Ahdil Mamalik, Qisshatu Islam
3. Qisshatul Andalus, Dr Raghib Sirjani
Baca juga : Abdullah bin Saba’, Yahudi, Syiah dan Kekacauan dunia
Baca juga : Apharteid dan Anti-Semit, Kritik dan Bebalnya Israel